Sabtu, 10 September 2011

Fisiologi Bayi Baru Lahir (BBL)





         BBL (Bayi Baru Lahir) atau neonatus yaitu organisme yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi, adaptasi, dan toleransi.
         Maturasi mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterine ke kehidupan ekstrauterine dan ini berhubungan erat dengan masa gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir. Adaptasi diperlukan oleh neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan dengan lingkungan selama menjadi fetus. Toleransi dan adaptasi berbanding terbalik bila dibandingkan dengan maturasi. Makin matur neonatus, makin baik adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.
(Hassan R dan Alatas H, 2005)
b.      Pemeriksaan Fisik Neonatus
         Tujuan memeriksa neonatus segera setelah lahir ialah untuk menemukan kelainan yang segera memerlukan pertolongan dan sebagai dasar untuk pemeriksaan selanjutnya. Sebelum memeriksa neonatus, sebaiknya memeriksa riwayat kehamilan dan persalinan ibu (Hassan R dan Alatas H, 2005).
         Pemeriksaan bayi perlu dilakukan dalam keadaan telanjang di bawah lampu yang terang yang juga berfungsi untuk mencegah kehilangan panas. Pemeriksaan fisik dilakukan minimal tiga kali, yaitu pada saat lahir, pemeriksaan yang dilakukan dalam 24 jam di ruang perawatan, dan pemeriksaan pada waktu pulang (Kosim dkk, 2009).
1)      Keadaan umum
         Bila bayi diam, bayi sedang tidur nyenyak atau ada depresi susunan syaraf pusat karena obat atau penyakit. Bila bayi bergerak aktif, diperhatikan apakah pergerakan itu simetris atau tidak. Keadaan gizi dapat dinilai dari berat badan, panjang badan, kerut pada kulit, ketegangan kulit. Posisi bayi sering bergantung kepada letak presentasi janin intrauterine. Posisi normal adalah tungkai dan lengan fleksi. (Hassan R dan Alatas H, 2005)
2)      Kulit
         Vernik kaseosa dapat ditemukan pada bayi cukup bulan. Makin tua masa gestasi, makin tebal lapisan lemaknya dan menipis pada bayi lebih bulan. Vernik ini dapat menghilang sendiri beberapa hari setelah lahir. Kulit bayi normal berwarna kemerah-merahan. (Kosim dkk, 2009).


3)      Kepala
         Lingkar kepala ialah melalui glabela dan oksipitalis, biasanya antara 33 – 38 cm. Perhatikan adanya caput succedanum, perdarahan subaponeurotik, cephal hematom. Besar dan tekanan ubun-ubun diperiksa dengan palpasi (Hassan R dan Alatas H, 2005).
4)      Mata
         Mata sering terbuka dengan sendirinya bila bayi didudukkan dan dengan hati-hati dimiringkan sedikit ke depan dan ke belakang atau dengan melakukan reflek moro. Gerakan pupil biasanya timbul beberapa minggu sesudah lahir. Perdarahan di retina dan konjungtiva tidak berbahaya dan akan menghilang sendiri dalam minggu pertama (Kosim dkk, 2009).
5)      Telinga
         Pada BBL cukup bulan telah terbentuk tulang rawan sehingga bentuk telinga dapat dipertahankan, dapat ditemukan daun telinga yang terlipat, dan biasanya pulih dalam 1 minggu pertama (Kosim dkk, 2009).
6)      Hidung
         Perlu diamati bentuk hidung dan lebar jembatannya (nasal bridge). Jarak antar kantus medial mata tidak boleh lebih dari 2,5 cm. Hidung dapat tampak pesek karena tekanan yang dialami di intrauterine. BBL bernapas melalui hidung (Kosim dkk, 2009).

7)      Mulut
         Dengan inspeksi dapat dilihat adanya labio, gnatosikis, dan gigi. Secara palpasi dapat dideteksi terdapatnya high arch palate, palatoskizis, dan baik atau tidaknya reflek hisap. Bayi memiliki sedikit saliva dan jarang mempunyai gigi. Lidah relatif tampak besar, frenulum mungkin pendek (tongue tie). Timbunan lemak di bagian dalam pipi bayi akan menghilang kalau bayi berhenti menyusu. (Kosim dkk, 2009)
8)      Leher
         Leher BBL tampak pendek tetapi pergerakannya baik. Tenggorok bayi sukar dilihat (Hassan R dan Alatas H, 2005).
9)      Dada
         Pada respirasi normal, dinding dada bergerak bersama dengan dinding perut. Gerakan dada juga simetris. Frekuensi napas normal 40 – 60 kali permenit. BBL bernapas dengan diafragma, sehingga pada waktu inspirasi bagian dada tertarik ke dalam dan pada saat yang sama perut membuncit. (Kosim dkk, 2009)
10)  Payudara
         Kelenjar payudara baik pada laki-laki maupun perempuan tampak membesar dan seringkali disertai dengan sekresi air susu akibat pengaruh hormon ibu (Kosim dkk, 2009).


11)  Kardiovaskuler
         Denyut nadi bervariasi dari 90 kali permenit saat bayi tidur tenang sampai 180 kali permenit selama aktivitas (Kosim dkk, 2009).
12)  Abdomen
         Dinding perut BBL lebih datar daripada dinding dada. Hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di bawah arkus kosta kanan, sedangkan limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri. (Kosim dkk, 2009)
13)  Genetalia
         Pada bayi perempuan cukup bulan, labia minora tertutup oleh labia mayora. Lubang uretra terpisah dari lubang vagina. Kadang-kadang tampak sekret keluar dari vagina.
         Pada bayi laki-laki cukup bulan sering terdapat fimosis. Ukuran penis berkisar antara panjang 3 – 4 cm dan lebar 1 – 1,3 cm. Skrotum biasanya mempunyai banyak rugae. Testis sudah turun ke dalam skrotum.
(Kosim dkk, 2009)
14)  Anus
         Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui perlubangan dan posisi anus. Mekonium keluar dalam 24 jam pertama (Hassan R dan Alatas H, 2005).


15)  Ukuran antopometrik
         BBL cukup bulan yang sesuai masa kehamilan mempunyai ukuran badan sebagai berikut:
a)   Berat badan                        : Laki-laki        : 2,53 – 4,34 kg
                                                              Perempuan    : 2,55 – 4,15 kg
b)  Panjang badan        : Laki – laki     : 52,8 – 60,9 cm
                                                              Perempuan    : 51,5 – 55,3 cm
c)   Lingkar kepala        : Laki – laki     : 32,1 – 38,5 cm
                                                              Perempuan    : 32,3 – 37,7 cm         
                        (Kosim dkk, 2009)


                      Sumber:
Hassan R., Alatas H. 2005. Buku Kuliah 3 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1037 – 40, 1081 – 87
                      
Kosim S., Yunanto A., Dewi R., Sarosa G.I., Usman A. 2009. Buku Ajar Neonatologi Edisi I. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 76 – 85, 126 – 45


1 komentar:

  1. Makasih y mb.. Bs jd referensi TA-ku.. Ow y, pict YUI keren bgt, YUI in Natural White. Itu kan cover album YUI yg green a.live.. Keren deh senpai ini..

    BalasHapus

Terima kasih... ^___^